Postingan

Kediaman Nenek

Aku beranjak turun dari angkot. akhirnya sampai setelah perjalanan 30 menit dari Terminal Ciamis. Cuaca tidak terlalu terik, sayup sayup sinar matahari tertutupi awan dirasa sebentar lagi hujan akan turun. jam tanganku menunjukan pukul 3 sore. Jalanan sepi, kiri dan kanan hanya ada satu dua rumah, dan selebihnya adalah pepohonan. Tidak beranjak dari saat aku turun dari angkot aku melihat kebawah kearah tanah yang terjal. disitu ada rumah. posisi yang tidak strategis untuk sebuah rumah saat ini, seharusnya dekat dengan akses jalan, tetapi ia malah berada di  gawir  istilah kontur tanah yang terjal kebawah. Akan tetapi dimasa itu itulah tempat yang strategis bagi akses air sehingga disitulah mereka memposisikan rumah untuk membangun keluarga dan menghabiskan sisa usia. Aku melihat dan melirik keadaan rumah, tertutupi oleh dedaunan pepohonan

Secangkir Kopi dan Cuanki

Telah banyak percakapan yang telah kami lewati.  Dan apa yang kami bicarakan? ya, tentu tentang dia, agar percakapan ini terus berjalan, memang memaksa, tetapi dia tetap membalas sehingga aku tetap melanjutkannya, aku merasa kita memiliki banyak kesamaan tentang keluarga. Sudah jelas aku menyukainya. Sabtu sore aku coba untuk singgah di tempat itu , tampat yang sering kami bicarakan, kedai kopi. Tempat yang begitu nyaman, tidak heran banyak orang yang singgah di tempat ini, selain itu, tempat ini adalah kediamanya. Aku berkunjung dengan temanku, sahabatnya. Tidak ada keberanian bagiku untuk berkunjung seorang diri. Aku memesan sedikit makanan dan secangkir kopi untuk menunggunya tiba. Kabarnya sore ini dia tidak ada disini, kudengar dia sedang pergi., Tapi seketika jantungku berdegup mendengar kabar dia akan datang sebentar lagi, diluar dugaan. Dan dia datang. Seketika jantungku berdegup kencang. Setiap lontaran senyumnya membuatku gugup. Suasana senja disini begi

Kabari Aku Ya

Gambar
Pukul 15.00, saatnya pulang sekolah. Semua sibuk merapikan barang-barangnya untuk segera meninggalkan kelas. Aku bangkit dari bangku untuk segera pulang, memang aku menantikan waktu ini Aku ambil jaket yang tergantung di kursi. Pandanganku sekilas melihat ada orang yang memperhatikan. Dia membuang pandangan, dia tau aku melihatnya. Perempuan itu terletak dibelakangku tepat di sebelah kiri mejaku. Wajah yang tak asing lagi bagiku. Sudah lama aku mengenalnya, sejak bangku sekolah dasar kami di satu sekolah yang sama namun smp tidak, lalu bertemu kembali di bangku SMA. Aku merasakan dia masih memperhatikanku sejak mata pelajaran terakhir usai, sepertinya ada yang ingin ia sampaikan. Benar apa kataku, selepas aku memakai jaket dia berada disebelah ku. Aku tatap matanya dengan heran. “Pulang duluan ya” ujarku, untuk meyudahi keheranan ini Seketika ia bilang “kabari aku ya

Alasanmu Bisa Diterima

Gambar
Begitu cantik dia muncul dibalik pintu kamar kosnya. Sepertinya dia mempersiapkan diri untuk ini. Padahal kita berdua hanya ingin datang ke rapat kegiatan kampus biasa. Dan ini pertama kalinya aku menjemput dia “Wihh dandan ya.. mau kemana memangnya”, Perkataan bodoh yang ku sampaikan, sebenarnya lontaran itu hanya untuk mencairkan rasa canggung ini Jadi kau anggap aku siapa? Ujarnya.. “maaf, yang aku rasakan tidak sama dengan yang kamu rasakan” jawabku “Alasan mu bisa diterima”.. jawaban itu mengakhiri

Keluarga Tercinta

Untuk saat itu aku belum memahami bahkan aku tidak tahu sama sekali. Ada sebagian kisah yang ketika aku menulis ini masih menjadi misteri. Tahun 1997 aku dengar dari mereka bahwa tahun itulah kami pindah ke sebuah rumah di pinggiran kota di kaki gunung Manglayang yang terletak di Bandung Timur.  Kami tinggal di suatu komplek perumahan yang dulu harganya terbilang murah untuk ukuran tipe 21.  Perumahan ini cukup luas namun hanya diisi oleh beberapa keluarga saja, sangat sepi. Ibuku membeli rumah ini dari rekan kerjanya sesama guru. Ibuku adalah PNS,  guru,  sudah mengabdi 27 tahun sehingga  ia mampu membeli tiga rumah. Dua rumah dijadikan satu sebagai rumah utama, letaknya berada di ujung komplek.  Letak rumahnya begitu tersudutkan, kiri kanan belakang adalah rumah kosong. Maklum perumahan ini masih baru. Tepat di depan rumah hanya tanah kosong dengan pepohonan, ada satu pohon besar disana. Rumah lainnya  berada ditengah perumahan.  Pada saat aku menulis ini rumah itu masih saj